Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

'Mohon Doanya', Ashanty Dibantu Oksigen Di RS, Anang Hermansyah Jelaskan Kondisi Sebenarnya Istri


BACANEWS.ID - Musisi Anang Hermansyah memperbarui informasi tentang istrinya Ashanty yang kini masuk RS karena terpapar Covid-19 hingga Minggu (21/2/2021).

Penjelasan Anang Hermansyah sekaligus menepis kabar Ashanty meninggal.

Di mesin pencarian Google sedang ramai dicari kata kunci wasiat Ashanty jika meninggal dunia.
Di RS, Ashanty dipasangi oksigen untuk membantu memperlancar pernafasan.

'Mohon doanya Bunda sekarang di rumah sakit," kata Anang Hermansyah.

Dilansir kompas.com, Kondisi penyanyi Ashanty yang kini sedang berjuang melawan Covid-19 dikabarkan makin menurun.

Vindyka, asisten Ashanty, mengabarkan istri Anang Hermansyah itu dilarikan ke rumah sakit.
Sang asisten menjelaskan, keadaan Ashanty memang tak stabil selama seminggu ini, sehingga harus dirawat secara intensif di rumah sakit.

"Kondisi bunda (Ashanty) tujuh hari ini sedang naik turun. Sekarang lagi intensif dirawat di rumah sakit," tulis Vindyka dikutip Kompas.com lewat akun Instagram @ashanty_ash, Jumat (19/2/2021).

Di kesempatan yang sama, Vindyka meminta agar masyarakat tak memercayai kabar yang masih simpang siur terkait kondisi kesehatan Ashanty.

“Tolong teman-teman di luar sana jangan percaya berita yang simpang-siur. Mari kita sama-sama berdoa agar Bunda bisa segera sembuh,” tulis Vindyka lagi.

Sebagai informasi, Ashanty dinyatakan positif Covid-19 pada 15 Februari lalu setelah dirinya menjalani Swab PCR tes akibat mengalami beberapa gejala.

Sebelum dilarikan ke rumah sakit, Ashanty menjalani isolasi mandiri di rumah bersama ketiga anaknya yang juga positif Covid-19, Aurel, Azriel dan Arsy.

Penyakit Autoimun Ashanty
Ashanty istri Anang positif Covid-19, bahaya penyakit autoimun, ayah Aurel harus tahu cara pengobatan.

Bagaimana kondisi Ashanty kini?
Penyakit autoimun dideritanya membuatnya semakin mudah terpapar virus corona atau Covid-19.

Penyanyi Ashanty dan ketiga anaknya yakni Aurel Hermansyah, Azriel Hermansyah, dan Arsy Hermansyah dinyatakan positif Covid-19 pada Senin (15/2/2021).

Ashanty dan anak-anaknya dinyatakan positif setelah melakukan tes PCR pada Minggu (14/2/2021) malam.

Seperti diberitakan Kompas.com sebelumnya, Ashanty sempat datang ke rumah sakit pada Selasa (16/2/2021) untuk memeriksakan paru-parunya.

Sebelumnya pada 2019, Ashanty telah didiagnosis mengidap autoimun, yaitu sekumpulan penyakit di mana kekebalan tubuh seorang menyerang sel tubuh yang sehat.

Dijelaskan dr Hendra Gunawan SpPD, penyakit ini merupakan penyakit kronis eksaserbatif, artinya ada suatu saat pasien dalam fase remisi (aktivitas penyakit rendah) dan sebaliknya ada suatu saat pasien dalam fase flare up (aktivitas penyakit tinggi).

Istilah autoimun saat ini umumnya mengacu pada penyakit tertentu, seperti Lupus eritematosus sistemik dan artritis reumatoid.
Namun sebenarnya, batasan penyakit autoimun tidak hanya dua penyakit tersebut.

Lalu, benarkah pengidap autoimun lebih berisiko terinfeksi Covid-19?
Hingga saat ini, studi terdahulu menyatakan bahwa pasien autoimun dengan aktivitas penyakit yang tinggi, lebih berisiko mengalami infeksi apapun, termasuk infeksi virus.

“Namun, sampai sekarang memang masih belum ada bukti yang menunjukkan adanya peningkatan risiko infeksi Covid-19 pada pasien dengan autoimun,” ujar dokter yang berpraktik di Primaya Evasari Hospital saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/2/2021).

Senada dengan hal itu, panduan dari IRA (Indonesian Rheumatology Association) juga menyebutkan, pasien autoimun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit infeksi.

Hal ini karena umumnya pasien autoimun memiliki kekebalan tubuh yang lebih rendah, yang disebabkan oleh obat-obatan yang bersifat immunosuppresant atau menurunkan kekebalan tubuh.

Obat-obatan tersebut digunakan untuk mengontrol penyakit autoimun.

Selain itu, menurut dr Hendra, bila kondisi imunitas tubuh berada dalam pengaruh obat immunosuppresant, maka respons tubuh terhadap infeksi Covid-19 juga menurun, sehingga risiko terjadinya Covid-19 gejala berat lebih besar.

Namun, seberapa besar peningkatan risiko keparahan infeksi Covid-19 pada pasien dengan penyakit autoimun pada berbagai tingkat aktivitas penyakit, menurutnya masih belum diketahui hingga kini.

Dokter Hendra menekankan pentingnya pasien dengan autoimun menginformasikan pada dokter yang merawat, terkait riwayat pengobatan yang dijalani.

“Dengan begitu, dokter dapat menilai aktivitas penyakit autoimun yang diderita pasien,” katanya.

Selain itu, pasien harus selalu diingatkan untuk menjaga diri dengan melakukan protokol 5M, yaitu mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak aman minimal 1,5-2 M, memakai masker, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Begitu juga pada pasien yang melakukan isolasi mandiri, tetap lakukan protokol kesehatan 5M, jaga kesehatan dengan minum cukup, makan makanan bergizi, olah raga teratur, dan mengonsumsi obat autoimun sesuai dengan anjuran dokter yang merawat.

Prosedur pengobatan Covid-19 pada pasien autoimun
Dr Hendra menuturkan, tatalaksana Covid-19 pada pasien autoimun, secara umum pengobatannya ditujukan untuk mengatasi infeksi Covid-19, namun harus disesuaikan dengan aktivitas penyakit pasien pada saat itu.


“Dokter harus mengetahui dulu, apakah penyakit autoimun yang diderita pasien sedang berada dalam kategori remisi atau flare up (aktivitas penyakit tinggi),” kata dr Hendra.

Sesuai dengan rekomendasi terbaru dari ACR (American College of Theumatology version 3), jika pasien autoimun dalam fase remisi/aktif dan tidak ada kecurigaan Covid-19, maka pengobatan dapat dilanjutkan.

“Namun jika pasien ada riwayat paparan terhadap virus covid-19 atau masuk kriteria suspect maupun probable, maka tergantung jenis pengobatan sebelumnya, ada yang bisa tetap dilanjutkan ada yang harus dihentikan hingga 2 minggu untuk observasi,” jelas dr Hendra.

“Atau 7-14 hari bebas gejala pasca infeksi Covid-19 pada kasus terkonfirmasi dengan gejala ringan - sedang, atau 10-17 hari bila pasien dinyatakan konfirmasi Covid-19 namun tanpa gejala klinis,” katanya mengimbuh.

Sementara itu, ia melanjutkan, pada pasien autoimun dgn infeksi Covid-19 gejala berat, keputusan memulai obat-obatan terkait autoimun diputuskan sesuai pemeriksaan dan pertimbangan klinis dari dokter.

Selain treatment obat, dr Hendra mengingatkan pentingnya untuk selalu menjaga diri dengan menerapkan protokol 5M.

Begitu juga pada pasien yang melakukan isolasi mandiri, tetap lakukan protokol kesehatan 5M, jaga kesehatan dengan minum cukup, makan makanan bergizi, olah raga teratur, dan mengonsumsi obat autoimun sesuai dengan anjuran dokter yang merawat.