Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Amin Rais Telah Minta Tuhan Melaknat Polri Dunia Akhirat, FH: Hidupnya Semakin Tak Dihargai



BACANEWS.ID - Politikus senior PAN, Amin Rais telah meminta Tuhan Yang Maha Kuasa untuk melaknat Polri dunia akhirat terutama oknum yang terkait dalam kasus KM 50.

Pernyataan itu disampaikan Amin Rais dalam acara Sumpah Mubahalah peristiwa 6 laskar FPI tewas ditembak di Km 50 Tol Jakarta-Cikampek baru-baru ini diselenggarakan oleh Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3).

Ferdinand Hutahaean langsung menanggapinya.

"Dia pikir kata2nya yg menentukan nasib semua org di negeri ini. Dari dulu sudah terlalu banyak hal2 negatif menyumpahi orang lain, tp blm ada yg terjadi satupun. Bahkan hidupnya yg semakin tak berharga dan tak dihargai," kata Ferdinand, Kamis (4/3/21).

"Min, mgp tak mendoakan kebaikan?" imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, Sumpah Mubahalah peristiwa 6 laskar FPI tewas ditembak di Km 50 Tol Jakarta-Cikampek baru-baru ini diselenggarakan oleh Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3).

Pembacaan sumpah mubahalah ini disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Neno Warisman Channel. Pembacaan sumpah ini diketahui dihadiri oleh Amien Rais, Neno Warisman, hingga Marwan Batubara.

Setelah itu, acara tersebut dimulai, moderator mempersilakan pihak keluarga, yang dalam hal ini diwakili oleh pihak keluarga Faiz yakni Syuhada membacakan sumpah mubahalah tersebut.

Usai pembacaan sumpah, Amien Rais memberikan pernyataan dalam momen tersebut.

“Sudah kita undang tak datang. Seperti permintaan kita kepada Allah, Allah (akan) memberikan laknat dunia dan akhirat,” kata Amien Rais, Rabu 3 Maret 2021.

Amien meyakini bahwa 6 laskar FPI yang tewas adalah orang-orang yang terdzalimi dan dianiaya.

“Saya yakin sekali bahwa mereka yang teraniaya betul-betul objek kezaliman. Kita yakin semua bahwa doa kita dikabulkan Allah SWT,” ujar Amien.

Mantan Ketua MPR itu lalu mengatakan pihak keluarga memilih mengadakan sumpah mubahalah ini karena kecewa atas penyelidikan kasus tersebut.

Amien mengatakan, sumpah ini lebih dikenal dengan Sumpah Pocong dan tidak diatur oleh hukum.

Diketahui sebelumnya pihak Polda Metro Jaya telah diundang oleh pihak keluarga untuk menghadiri pembacaan sumpah tersebut. Namun, hingga acara tersebut selesai, tak ada satu pun pihak kepolisian yang datang.

Bahkan, sebelumnya, Syuhada selaku ayah dari korban telah meminta Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran untuk melakukan sumpah mubahalah.

“Untuk membuktikannya maka karena yang mengatakan waktu itu Kapolda mengatakan merekalah yang membunuh anak kami, kami tidak mengerti hukum, tapi ada satu hal yang kami pahami karena saya muslim untuk mengungkap kebenaran maka kita gunakan syariat Islam,” kata Syuhada di Komnas HAM.

“Saya mengajak Kapolda Metro Jaya yang telah mengumumkan yang telah mengakui membunuh anak kami untuk membuktikan kebenaran, siapa yang salah siapa yang benar, siapa yang zalim siapa yang benar, maka saya mengajak secara syariat Islam kerena agama saya Islam untuk bermubahalah,” tambah dia.