Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

India Akan Tutup Ratusan Madrasah Negeri Demi Pendidikan yang Sekuler



BACANEWS.ID - Lebih dari 700 madrasah negeri di negara bagian Assam, India, akan ditutup oleh pemerintah dan diganti dengan sekolah reguler yang menyesuaikan kurikulum buatan pemerintah.

Dikutip Pikiran-rakyat.com (PR) dari Aljazeera pada 11 Maret 2021, penutupan madrasah negeri itu akan berdampak pada 98.000 murid.

Kebijakan itu mendapat penentangan keras dari berbagai aktivis dan organisasi yang fokus di dunia pendidikan.

Para kritikus berpendapat, kebijakan itu bakal membuat banyak murid perempuan putus sekolah karena kebanyakan orangtua di wilayah tersebut cenderung memasukkan putrinya ke madrasah negeri karena faktor ekonomi.

Hal itu diamini oleh Abed Ali, ayah dari Ayesha Siddiqa, peserta didik madrasah negeri.

"Jika madrasah ditutup, kami akan menghentikan pendidikan formal anak kami. Saya tak sanggup memasukkan dia ke madrasah swasta dengan penghasilan yang minim," ucapnya.

"Kami orang miskin. Penting bagi kami memasukkan putri kami ke madrasah demi menunjang pendidikannya soal pernikahan," ujarnya lagi.

Di sisi lain, pendidikan yang ditawarkan oleh madrasah swasta juga dinilai tak sebanding dengan pendidikan dari madrasah negeri.

"Di madrasah swasta, murid hanya disibukkan dengan menghafal kitab suci tanpa diberi pengertian soal itu," sebut perwakilan dari salah satu sekolah madrasah negeri.

Sebaliknya, akademisi dari Universitas Pramathesh Barua, Parvin Sultana, menilai madrasah swasta akan mereformasi pendidikan kaum perempuan.

"Jika murid perempuan masuk ke madrasah swasta dengan pendidikan modern di dalamnya, akan memperbesar kemungkinan pemberdayaan dirinya di masa depan," ucapnya.

Di sisi lain, beberapa kritikus mencurigai adanya agenda anti-Muslim di balik rencana penutupan ratusan madrasah ini.

Namun, hal itu ditampik oleh pemerintah dan mengatakan bahwa tujuan penutupan madrasah adalah memberikan pendidikan yang lebih sekuler kepada peserta didik.

Himanta Biswa Sarma, Menteri Pendidikan di negara bagian itu mengatakan, penghapusan serupa juga dilakukan terhadap sekolah Sanskerta yang dikenal sebagai tols.

Langkah pemerintah didukung oleh Kepala Pendidikan Madrasah Assam, Imran Hussain.

"Pendidikan yang lebih umum akan mempermudah komunitas Muslim mendapatkan pekerjaan," ujarnya.***