Kejadian di Bukittinggi, Ketua MUI Sumbar Buya Gusrizal Gazahar Diteror OTK!
BACANEWS.ID - Ketua MUI Sumbar, Buya Gusrizal Gazahar diteror orang tidak dikenal (OTK), dua hari terakhir. Teror tersebut disampaikan lewat spanduk-spanduk yang isinya menyerang Buya Gusrizal Gazahar.
Kepada harianhaluan.com, Buya Gusrizal membenarkan kejadian tersebut. "Iya (diteror), mereka (oknum) memasang spanduk pada dua titik di Bukittinggi," kata Buya Gusrizal.
Kedua titik itu antara lain di gerbang surau tempat Buya Gusrizal biasa memberikan tausyiah dan di Simpang Jirek Bukittinggi.
Menurutnya, kejadian tersebut dilalukan pada tengah malam berdasarkan hasil pengecekan di kamera cctv sekitar lokasi.
Kepada harianhaluan.com, Buya Gusrizal membenarkan kejadian tersebut. "Iya (diteror), mereka (oknum) memasang spanduk pada dua titik di Bukittinggi," kata Buya Gusrizal.
Kedua titik itu antara lain di gerbang surau tempat Buya Gusrizal biasa memberikan tausyiah dan di Simpang Jirek Bukittinggi.
Menurutnya, kejadian tersebut dilalukan pada tengah malam berdasarkan hasil pengecekan di kamera cctv sekitar lokasi.
"Terlihat dari cctv diperkirakan pemasangan spanduk itu dilakukan jam 2 atau jam 3 malam," ucapnya.
Buya Gusrizal juga tidak mengetahui penyebab munculnya teror itu. Namun diduga teror yang diterima Buya Gusrizal, pasca ia menolak keputusan SKB 3 Mentri.
"Urusan penyebabnya, Allah SWT Maha Tahu dg isi hati manusia. Saya hanya melihat mereka itu tidak mengerti tentang tugas ulama dan kemaslahatan yang akan diperoleh oleh umat dari keistiqamahan para ulama. Wallahu a'lam," tuturnya.
Dalam dua spanduk itu bertuliskan "Selamat terpilih kembali Gusrizal Gazahar sebagai Ketua MUI Sumbar. Semoga menjadi manusia yang mendamaikan dan tidak lagi sebagai provokator pemecah belah umat yang bicara tidak sesuai bidang ilmunya".
Di spanduk lainnya bertuliskan "Manusia sok tau dan sok ahli dalam semua bidang ilmu terpilih kembali menjadi ketua MUI Sumbar".
Lebih jauh ia mengatakan, tidak ingin memperpanjang urusan tersebut.
"Tentu ada saja yang tidak suka, tapi tak usahlah kita perpanjang. Itu sudah menjadi bagian yang harus dilalui oleh seorang ulama dan da'i kalau ia tetap istiqamah menyampaikan yang haq," ujarnya. (*)