Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Patungan Rakyat Beli Kapal Selam, Tamparan Keras Pindah Ibu Kota


BACANEWS.ID - Indonesia berduka akibat insiden tenggelamnya kapal selam milik TNI AL KRI Nanggala 402 di perairan utara Bali. Apalagi, seluruh prajurit TNI berjumlah 53 orang yang on board dinyatakan gugur.

Di tengah kondisi tersebut, Ustadz Abdul Somad (UAS) mengajak masyarakat berdonasi untuk membeli kapal selam baru pengganti KRI Nanggala 402.

"Open Donasi Patungan Rakyat Indonesia untuk Pembelian Kapal Selam Pengganti Nanggala 402 Bersama Masjid Jogokariyan Jogja," tulis Ustadz Abdul Somad dalam akun Instagramnya, Senin (26/4/2021).

Ajakan tersebut, menurut UAS, telah sesuai dengan Pembukaan UUD 1945, yakni segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia harus melindungi bangsanya.

"Lautan kita yang membentang luas melebihi daratannya, dari Samudera Indonesia di barat Aceh hingga perairan Papua merupakan bagian dari wilayah negeri kita yang harus dijaga dan dilindungi, beserta kekayaan tak ternilai yang ada di dalamnya," sebutnya.



Lalu, bagaimana kalau dana pembangunan ibu kota baru dialokasikan untuk membuat kapal?

Harga Kapal Selam Baru

Harga 1 unit kapal selam baru sejenis KRI Nanggala 402 ditaksir USD 400 juta per unit atau setara Rp 5,8 triliun. Indonesia sendiri melalui PT PAL Indonesia (Persero) telah mampu memproduksi kapal selam jenis Chang Bogo Class.

Kapal selam yang dikembangkan bersama Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co., Ltd (DSME) Korea Selatan itu telah diproduksi sebanyak 3 unit untuk armada TNI AL. Saat ini, praktis TNI AL hanya memiliki 4 unit kapal selam aktif setelah musibah KRI Nanggala 402.

Pindah Ibu Kota Butuh Rp 466 Triliun

Memindahkan ibu kota negara membutuhkan ongkos yang tak murah. Pasalnya, ini bukan sekadar membangun gedung-gedung, namun juga infrastuktur penyangga hingga manusianya.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyebut, pemindahan ibu kota dari Jakarta ke luar Jawa setidaknya butuh anggaran Rp 466 triliun.

Dana pembangunan ibu kota baru itu sebagian berasal dari APBN, ada juga kerja sama pemerintah dengan pihak swasta. Dengan adanya peran swasta, beban keuangan negara dapat dikurangi.



Nah, seandainya dana Rp 466 triliun tersebut digunakan untuk membeli kapal selam baru, Indonesia secara hitungan kasar bisa mempunyai puluhan atau sekitar 80 unit. Kalau 80 unit dianggap kebanyakan ya bisa saja pemerintah memotong sedikit anggaran pembangunan ibu kota untuk membeli 1 kapal selam baru.

Kalau seperti itu, rakyat tentu tidak jadi perlu repot-repot menggalang dana untuk membeli kapal selam.

Namun, kembali lagi pemerintah mau atau tidak mengalokasikannya.

"466T dana pemindahan ibukota negara jika digunakan untuk membeli kapal selam baru, Indonesia bisa mempunyai 80 unit. Jika 80 unit dianggap kebanyakan, potong saja sedikit anggaran tsb untuk membeli 1 kapal selam baru. Harga 1 unit 'hanya' 5,8T, murah. Yg mahal, kemauannya," ungkap aktivis kemanusiaan @AzzamIzzulhaq di Twitter.