Isr4el di Ambang Kekalahan, Barat Mulai Ket4kutan, Pengamat Internasional: H4m4s Menggila!
BACANEWS.ID - Pengamat Internasional, Hasmi Bakhtiar turut menyoroti ihwal kekhawatiran Israel terhadap pasukan Hamas atau pasukan militan Palestina.
Kekhawatiran Israel tersebut kata Hasmi didasarkan pada menipisnya jumlah iron dome.
“Israel mulai khawatir stok iron dome menipis,” kata Hasmi yang dikutip dari akun Twitter pribadinya, @hasmibakhtiar.
Sebagai informasi, iron dome merupakan kubah besi yang dapat digunakan sebagai pelindung sebuah wilayah dari serangan roket.
Kekhawatiran Israel tersebut kian bertambah karena jumlah iron dome berbanding terbalik dengan jumlah serangan roket yang dilakukan pasukan Hamas.
“Sedangkan roket dari Hamas terus menggila,” ungkap lulusan Master Hubungan Internasional Universitas Lille Prancis itu.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sendiri mengakui bahwa Hamas telah mengirimkan total 3.100 roket ke Israel dalam 7 hari terakhir.
Menurut IDF, itu adalah kiriman roket terbanyak yang pernah diterima Israel dalam sejarah mereka.
"Ancaman ini nyata. Jutaan warga Israel hidup di bawah ancaman. Kami akan terus bertahan," cuit akun Twitter resmi @IDF pada 17 Mei 2021.
Hasmi mengungkapkan bahwa hal tersebut telah berhasil membuat Israel dan beberapa negara Barat ketakutan akan serangan yang kian gencar dilancarkan oleh pasukan Hamas.
Maka dari itu, beberapa negara barat kata Hasmi meminta pasukan Hamas untuk menghentikan serangan tersebut ke Israel.
“Barat mulai memaksa untuk gencatan senjata,” jelas Hasmi.
Hasmi menyebut elit Israel sangat ketakutan dan terkejut dengan serangan Hamas.
“Pagi ini buka channel Israel terlihat ketakutan sedang melanda elites militer Israel. Mereka tidak pernah menyangka kekuatan Hamas akan sebesar ini. Beberapa pengamat Israel bahkan meyakini bahwa roket yang ditembakkan Hamas masih pada tahap awal,” kata Hasmi.
Hasmi juga menyitir pemberitaan media Israel Haaretz yang mengungkap kekalutan Israel,
“Haaretz: roket pejuang Palestine telah membuat Israel kalang kabut. Walau 60% bisa dihadang tapi sisanya bisa membuat Israel rugi mundur puluhan tahun ke belakang. Yah, kalau roket Hamas gak ngefek gak akan Barat sibuk tilpun minta serangan dihentikan,” ujar Hasmi.
Hasmi juga mengungkap strategi serangan roket sayap militer Hamas Brigade Al-Qossam.
“Kenapa AlQossam begitu sengit menghantam Ashkelon sampai 697 roket? Agar jalur minyaknya hancur dan kemudian kapal pindah ke Haifa. Kemudian Hajar Haifa setelah pelabuhan Ashdod kemudian baru hajar Eilat. Tujuan akhirnya Israel diblokade dari darat, laut dan udara,” papar Hasmi.
Tidak berhenti di serangan roket ke Ashkelon, kini pasukan Hamas mengincar Ashdod yang merupakan salah satu daerah vital di Israel.
“Saat ini Hamas kembali menghajar Ashkelon dengan roket. Tapi kali ini sedikit maju sasarannya ke Ashdod sebelum ke Haifa,” ujar Hasmi.
Menurut Hasmi, Ashdod merupakan daerah yang menjadi jalur perekonomian bagi negara Israel.
“Ini yang dihantam jalur ekonomi Israel,” pungkas Hasmi.
Kekhawatiran Israel tersebut kata Hasmi didasarkan pada menipisnya jumlah iron dome.
“Israel mulai khawatir stok iron dome menipis,” kata Hasmi yang dikutip dari akun Twitter pribadinya, @hasmibakhtiar.
Sebagai informasi, iron dome merupakan kubah besi yang dapat digunakan sebagai pelindung sebuah wilayah dari serangan roket.
Kekhawatiran Israel tersebut kian bertambah karena jumlah iron dome berbanding terbalik dengan jumlah serangan roket yang dilakukan pasukan Hamas.
“Sedangkan roket dari Hamas terus menggila,” ungkap lulusan Master Hubungan Internasional Universitas Lille Prancis itu.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sendiri mengakui bahwa Hamas telah mengirimkan total 3.100 roket ke Israel dalam 7 hari terakhir.
Menurut IDF, itu adalah kiriman roket terbanyak yang pernah diterima Israel dalam sejarah mereka.
"Ancaman ini nyata. Jutaan warga Israel hidup di bawah ancaman. Kami akan terus bertahan," cuit akun Twitter resmi @IDF pada 17 Mei 2021.
Hasmi mengungkapkan bahwa hal tersebut telah berhasil membuat Israel dan beberapa negara Barat ketakutan akan serangan yang kian gencar dilancarkan oleh pasukan Hamas.
Maka dari itu, beberapa negara barat kata Hasmi meminta pasukan Hamas untuk menghentikan serangan tersebut ke Israel.
“Barat mulai memaksa untuk gencatan senjata,” jelas Hasmi.
Hasmi menyebut elit Israel sangat ketakutan dan terkejut dengan serangan Hamas.
“Pagi ini buka channel Israel terlihat ketakutan sedang melanda elites militer Israel. Mereka tidak pernah menyangka kekuatan Hamas akan sebesar ini. Beberapa pengamat Israel bahkan meyakini bahwa roket yang ditembakkan Hamas masih pada tahap awal,” kata Hasmi.
Hasmi juga menyitir pemberitaan media Israel Haaretz yang mengungkap kekalutan Israel,
“Haaretz: roket pejuang Palestine telah membuat Israel kalang kabut. Walau 60% bisa dihadang tapi sisanya bisa membuat Israel rugi mundur puluhan tahun ke belakang. Yah, kalau roket Hamas gak ngefek gak akan Barat sibuk tilpun minta serangan dihentikan,” ujar Hasmi.
Hasmi juga mengungkap strategi serangan roket sayap militer Hamas Brigade Al-Qossam.
“Kenapa AlQossam begitu sengit menghantam Ashkelon sampai 697 roket? Agar jalur minyaknya hancur dan kemudian kapal pindah ke Haifa. Kemudian Hajar Haifa setelah pelabuhan Ashdod kemudian baru hajar Eilat. Tujuan akhirnya Israel diblokade dari darat, laut dan udara,” papar Hasmi.
Tidak berhenti di serangan roket ke Ashkelon, kini pasukan Hamas mengincar Ashdod yang merupakan salah satu daerah vital di Israel.
“Saat ini Hamas kembali menghajar Ashkelon dengan roket. Tapi kali ini sedikit maju sasarannya ke Ashdod sebelum ke Haifa,” ujar Hasmi.
Menurut Hasmi, Ashdod merupakan daerah yang menjadi jalur perekonomian bagi negara Israel.
“Ini yang dihantam jalur ekonomi Israel,” pungkas Hasmi.