Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemuda Muhammadiyah soal Ngabalin Sebut Busyro 'Otak Sungsang': Tak Beradab!


BACANEWS.ID - Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menyebut Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM berotak sungsang. Pemuda Muhammadiyah menyebut sikap Ngabalin tercela dan tidak beradab.

"Mengatakan berotak sungsang itu sudah sangat mencela dan tidak beradab menurut saya," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Sunanto, saat dihubungi, Jumat (14/5/2021).

Sunanto mengatakan apa yang dilakukan Busyro wajar lantaran mengkritik diperbolehkan di negara ini. Namun dia justru mempertanyakan sikap Ngabalin yang justru merusak ritme bernegara.

"Kalau saya begini, kan prinsipnya begini bahwa di bangsa ini mengkritik boleh dengan alasan alasan yang kuat kan, tapi membalas kritik dengan mencerca yang saya kira tidak boleh dan itu merusak ritme bernegara," ucapnya.

Lebih lanjut, Sunanto menyebut dengan Ngabalin menunjuk Busyro berotak sungsang justru terkesan seperti orang berotak sungsang. Menurutnya, Ngabalin justru sebetulnya menunjuk diri sendiri.

"Orang kalau nunjuk orang berotak sungsang itu sebenarnya dirinya yang sungsang, otaknya yang sungsang, kalau menunjuk orang otaknya sungsang berarti dirinya, karena kalau menunjuk orang itu, menunjuk berarti 4 jarinya ke diri kita, itu sebenarnya dirinya lagi ngomong bahwa otaknya lagi sungsang itu maksud saya," ujarnya.

Sunanto menyebut seharusnya kritik dari Busyro dijawab saja oleh pemerintah dengan penjelasan rasional. Dengan demikian, kata dia, itu tidak menjadi terkesan merusak citra Presiden Jokowi dengan mengkerdilkan orang lain.

"Jadi bahwa apa yang disampaikan Pak Busyro seharusnya ditanggapi dengan penjelasan ilmiah lah saya kira begitu. Jadi mengkritik bahwa misal Pak Jokowi melemahkan KPK yang tinggal dibuktikan bahwa Pak Jokowi malah memperkuat, gitu dengan data-data kan beres, rasional gitu, tidak melebar kepada serangan individu dengan mengerdilkan etika dan itu merusak citra Pak Jokowi juga karena menurut saya etika komunikasi Pak Jokowi kan santun gitu, santun dan tidak menjelekkan orang, ya diberesin aja," jelasnya.

Kemudian Sunanto juga menyebut Busyro sebagai Muhammadiyah berhak menyampaikan kritik. Sebab, dengan begitu, Muhammadiyah menjalankan amar makruf nahi mungkar.

"Kalau di Muhammadiyah kan ormas, berhak, apalagi amar makruf nahi mungkar gitu, jadi menurut saya kalau misalnya itu sudah ada, menurut Muhammadiyah tidak benar ya disampaikan aja, kan dicari solusinya begitu," tuturnya.

Ali Mochtar Ngabalin sebelumnya menyatakan Busyro Muqoddas berotak sungsang. Muhammadiyah mengkritik Ngabalin yang telah menilai kadernya itu.

"Otak-otak sungsang seperti Busyro Muqoddas ini merugikan persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah dan pendidikan umat yang kuat dan berwibawa, kenapa harus tercemar oleh manusia prejudice seperti ini," tulis Ngabalin lewat akun Instagram bercentang birunya, Kamis (13/5).

Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas kemudian mengkritik pernyataan Ngabalin. Menurut Anwar, Ngabalin sebagai 'pihak Istana' telah merusak citra Presiden Jokowi.

"Menurut saya, Ngabalin lebih banyak merusak citra Jokowi daripada memperbaiki citra Jokowi. Lebih banyak masfadah (kerusakan). Jokowi menjadi terkesan antikritik, padahal Jokowi menyatakan dirinya terbuka terhadap kritik," kata Anwar Abbas.

Dia menyarankan Jokowi mencari orang yang lebih tenang ketimbang Ngabalin, orang dengan pilihan diksi yang baik, sehingga Jokowi tidak dirugikan. Anwar Abbas sendiri mengaku pernah pula dinilai Ngabalin dengan diksi yang sama dengan yang dipakai Ngabalin untuk menilai Busyro.

"Saya juga pernah dikatakan Ngabalin sebagai Pak Tua yang pikirannya sungsang. Kalau saya sih nggak marah. Pak Busyro saya rasa juga nggak marah. Bagi Muhammadiyah, yang penting negara ini berjalan dengan baik," kata Anwar.(dtk)