Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ustadz Fadlan Garamatan, Tak Pernah Masuk Gereja/Ceramah di Gereja, Tapi Beliau Mengislamkan 3712 Orang


BACANEWS.ID - Muhammad Zaaf Fadlan Rabbani Al-Garamatan atau biasa dipanggil Ustadz Fadlan Garamatan adalah da'i asli Papua.

Lahir dari keluarga Muslim, 17 Mei 1969 di Teluk Patipi, Fakfak sejak kecil dia sudah belajar Islam. Ayahnya adalah guru SD, juga guru mengaji di kampungnya. Pengetahuan ilmu agamanya kian dalam ketika kuliah dan aktif di berbagai organisasi keagamaan di Makassar dan Jawa.

Ustadz Fadlan merupakan salah satu pendakwah yang berhasil mengislamkan ribuan anggota suku asli pedalaman di Provinsi Papua.

Ustadz Fadlan pernah mengislamkan seorang pendeta bernama Alfonso di tanah Irian pada tahun 1980an. Setelah gigih berdakwah selama tiga bulan di keluarga pendeta Alfonso, akhirnya pendeta itu bersama keluarganya mengucapkan syahadat. Akibatnya tanah Irian geger dan ustadz Fadlan ditahan selama tiga bulan tanpa pengadilan.

Keluar dari tahanan ustadz Fadlan tidak kapok dan kembali berdakwah. Kali ini ia menuju tempat bernama Kampung Gayem. Baru sampai ditempat tersebut kepala suku langsung melempar tombak ke salah satu kaki ustadz Fadlan dan tepat mengenai betisnya. Ia pun harus masuk rumah sakit selama beberapa minggu. Setelah sembuh ia kembali datang ke Kampung Gayem lagi hingga akhirnya kepala suku yang menombak kakinya masuk Islam. Tapi lagi-lagi, setelah mengislamkan seorang tokoh, ustadz Fadlan ditangkap dan dipenjara lagi, kali ini selama enam bulan.

Islamkan 3712 Orang

Barangkali kisah dakwah ustadz Fadlan yang fenomenal adalah saat 3712 anggota suku di Irian berhasil diislamkan dan mengucap kalimat syahadat

Metode yang ia gunakan untuk mengislamkan penduduk pedalaman ini cukup unik, yaitu dengan mengajari para kepala sukunya mandi dengan sabun dan menggunakan sampo.

Usai mengumpulkan ribuan anggota suku, ustadz Fadlan dan tim da’inya memprakktekan sholat diatas panggung yang telah mereka buat. “Begitu kami takbir, warga suku yang sudah mandi maupun yang belum mandi berdiri dan berputar mengelilingi panggung tempat kami sholat,” kata ustadz Fadlan menerangkan.

Usai sholat, kepala suku langsung loncat ke atas panggung dan bertanya kepada ustadz Fadlan, apa yang baru saja dia lakukan bersama tim da’inya. Dengan sabar ustadz Fadlan menjelaskan bahwa yang mereka lakukan baru saja itu adalah sholat untuk menyembah Allah subhanahuwata’alla.

“Dalam agama kami, kami diperintahkan sehari lima kali untuk menghadap Allah sang pencipta,” terang ustadz Fadlan kepada kepala suku itu.

“Begitu mendengar penjelasan saya, kepala suku meminta kami turun dari panggung. Kemudian kepala suku besar naik ke atas panggung bersama enam kepala suku lainnya untuk melakukan rapat adat membahas kehadiran kami,” lanjut ustadz Fadlan.

Satu setengah jam kemudian kepala suku berdiri diatas panggung dan berteriak kepada warganya “Hari ini kita senang, hari ini kita gembira, karena anak-anak ini datang mengajarkan kita agama yang benar. Dalam rapat adat kami sepakat bahwa kita semua yang berkumpul di lapangan ini mengikuti agama yang mereka ajarkan,” kata ustadz Fadlan menirukan perkataan kepala suku.

Mendengar penjelasan dari kepala suku, sontak ustadz Fadlan dan tim da’inya sujud syukur dan menangis kepada Allah Subhanahuwata’alla. Saat itulah sebanyak 3712 warga pedalaman mengucapkan kalimat syahadat dan memeluk Islam.

Kisah dakwah ustadz Fadlan yang disampaikan dihadapan ribuan guru TPQ ini diharapkan menjadi motivasi agar para guru TPQ semakin semangat dalam mengajarkan Al Qur’an kepada generasi muda Islam.

[VIDEO]