Akhirnya Tokoh NU Gus Nadir Gerah Juga Sama Kelakuan Buzzer: Radikal Radikul Taliban Bukan Soal Pakaian!
BACANEWS.ID - Cendekiawan Nahdatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir menyayangkan sekelompok orang yang memandang negatif terhadap cara berpakaian kaum muslimin. Misalnya, gamis, jilbab, cadar dan celana cingkrang.
Narasi yang melekat pada cara berpakaian itu adalah radikalis bahkan teroris. Kata Gus Nadir, penampilan bukan ukuran seseorang menjadi radikal.
“Radikal-radikul itu bukan soal pakaian. Yang pakai cadar, gamis atau celana cingkrang atau jilbab syar’i tidak lantas membuat mereka otomatis jadi radikal, taliban, kadrun atau apapun labelnya,” kata Gus Nadir di Twitter-nya, Ahad (20/6/2021).
Gus Nadir menilai, isu dan tuduhan radikal terhadap cara berpakaian merupakan cara-cara pemecah bela persatuan.
“Repot kalau soal ginian aja gak paham-paham dan terus mainkan isu memecah belah bangsa,” ujarnya.
Sebelumnya, pembahasan soal gamis dan celana cingkrang kembali heboh.
Hal itu setelah pegiat media sosial yang dikenal sebagai buzzer pendukung Jokowi, Eko Kuntadhi memprotes film animasi Nussa yang dianggapnya mempromosikan ajaran radikal.
Adapun film kategori keluarga buatan asli animator Indonesia ini akan tayang perdana di 25th Bucheon International Fantastic Film Festival atau BIFAN 2021 di Korea Selatan pada Juli mendatang.
Eko Kunadhi menuding film yang disutradari oleh Angga Sasongko itu mempromosikan budaya timur tengah. Salah satunya tentang pakaian yang dikenakan oleh karakter Nussa.
“Apakah ini foto anak Indonesia? Bukan. Pakaian lelaki sangat khas Taliban. Anak Afganistan. Tapi film Nusa Rara mau dipromosikan ke seluruh dunia. Agar dunia mengira, Indonesia adalah cabang khilafah. Atau bagian dari kekuasaan Taliban. Promosi yg merusak!” kicau @eko_kuntadhi.
Narasi yang melekat pada cara berpakaian itu adalah radikalis bahkan teroris. Kata Gus Nadir, penampilan bukan ukuran seseorang menjadi radikal.
“Radikal-radikul itu bukan soal pakaian. Yang pakai cadar, gamis atau celana cingkrang atau jilbab syar’i tidak lantas membuat mereka otomatis jadi radikal, taliban, kadrun atau apapun labelnya,” kata Gus Nadir di Twitter-nya, Ahad (20/6/2021).
Gus Nadir menilai, isu dan tuduhan radikal terhadap cara berpakaian merupakan cara-cara pemecah bela persatuan.
“Repot kalau soal ginian aja gak paham-paham dan terus mainkan isu memecah belah bangsa,” ujarnya.
Sebelumnya, pembahasan soal gamis dan celana cingkrang kembali heboh.
Hal itu setelah pegiat media sosial yang dikenal sebagai buzzer pendukung Jokowi, Eko Kuntadhi memprotes film animasi Nussa yang dianggapnya mempromosikan ajaran radikal.
Adapun film kategori keluarga buatan asli animator Indonesia ini akan tayang perdana di 25th Bucheon International Fantastic Film Festival atau BIFAN 2021 di Korea Selatan pada Juli mendatang.
Eko Kunadhi menuding film yang disutradari oleh Angga Sasongko itu mempromosikan budaya timur tengah. Salah satunya tentang pakaian yang dikenakan oleh karakter Nussa.
“Apakah ini foto anak Indonesia? Bukan. Pakaian lelaki sangat khas Taliban. Anak Afganistan. Tapi film Nusa Rara mau dipromosikan ke seluruh dunia. Agar dunia mengira, Indonesia adalah cabang khilafah. Atau bagian dari kekuasaan Taliban. Promosi yg merusak!” kicau @eko_kuntadhi.
Apakah ini foto anak Indonesia? Bukan. Pakaian lelaki sangat khas Taliban. Anak Afganistan.
— Eko Kuntadhi (@eko_kuntadhi) June 19, 2021
Tapi film Nusa Rara mau dipromosikan ke seluruh dunia. Agar dunia mengira, Indonesia adalah cabang khilafah. Atau bagian dari kekuasaan Taliban.
Promosi yg merusak! pic.twitter.com/iLKMVVCGEi
issu2 Ini Di Lontarkan,,, Eko Kuntadi Cs...
— Radja Karam___ (@Kifli_andy) June 21, 2021
Dan Celakanya Diamini Para Heater,,, Bisa saja Heaters2 Tsb Dari Ormas2 Yg Mereka Bina atau Isi Kepalanya sudah Ter Washing.... cellaka kalau Begini
Bahkan isu Taliban dipake nyerang film anak Nussa dan Rara.. ckck.. hanya karena pakaian yg dikenakan..
— Febri Diansyah (@febridiansyah) June 20, 2021
Saya nonton sejumlah film2 tersebut bersama anak2, dan saya menemukan banyak sekali pesan dan nilai2 positif..
Isu murahan Taliban ini juga yg dulu dgunakan menyerang KPK..