Giliran BEM UGM Sindir Jokowi: Bapak Presiden Orde (Paling) Baru
BACANEWS.ID - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyindir kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ulang tahunnya, 21 Juni 2021 lalu.
Kritik tersebut diunggah BEM UGM sebelum unggahan BEM Universitas Indonesia (UI) yang menjuluki Jokowi dengan sebutan The King of Lip Service atau Raja Pembual.
"Sugeng Ambal Warsa (selamat ulang tahun) Bapak Presiden Orde (Paling) Baru," tulis poster yang diunggah akun Instagram @bemkm_ugm, dikutip pada Senin (28/6).
Dalam poster tersebut BEM UGM menyampaikan sejumlah doa yang merupakan sindiran terhadap sejumlah isu dan polemik selama kepemimpinan Jokowi.
"Semoga panjang periodenya dan sehat selalu (anak dan mantunya)," tulis BEM UGM.
BEM UGM mendoakan pada usianya yang menginjak 60 tahun ini, Jokowi masih ingat dengan janji kampanye 2019 lalu terkait penyelesaian kasus HAM berat masa lalu.
Kemudian BEM UGM berharap Jokowi semakin dewasa dalam menanggapi kritik dan masukan dari rakyat, yang merupakan sindiran atas isu revisi UU ITE dan RKUHP.
Jokowi juga diminta menghasilkan produk hukum yang berpihak kembali kepada rakyat dan memohon peraturan seperti UU Cipta Kerja dicabut.
BEM UGM kemudian mendoakan ekonomi Indonesia segera pulih dan meminta Jokowi tidak memajaki bantuan sosial, wacana yang tertuang dalam Revisi UU Ketentuam Umum dan Tata Cara Perpanjakan (KUP).
Terakhir, BEM UGM berharap Indonesia semakin berjaya alih-alih membiarkan kroni-kroni yang berjaya.
Presiden BEM UGM Muhammad Farhan mengkonfirmasi bahwa unggahan tersebut resmi dikeluarkan oleh organisasinya. Ia mengaku terinspirasi dari ucapan-ucapan ulang tahun yang disampaikan para pejabat kepada Jokowi.
"Kan banyak pejabat yang melakukan itu (ucapan ulang tahun) pada presiden, sehingga kita ingin meng-counter-nya di hari yang sama," kata Farhan ketika dihubungi CNNIndonesia.com.
Farhan mengatakan pihaknya tidak menerima intervensi ataupun tanggapan dari kampus mengenai unggahan tersebut. Menurutnya, kebebasan berpendapat di kampus masih terjamin sejak ia memimpin BEM hingga detik ini.
Karena itu, Farhan mengecam tindakan Rektorat UI memanggil perwakilan BEM UI atas kritik yang disampaikan terhadap Jokowi. Ia mengatakan kampus seharusnya menjadi tempat yang aman bagi mahasiswa.
"Ada kesan seolah ada represivitas dari kampus yang seharusnya jadi tempat kita bebas mengkritik pemerintah," katanya.
Farhan pun menyatakan sikap solidaritas dari BEM UGM kepada BEM UI atas kasus ini. Ia menilai kritik yang disampaikan BEM UI memiliki dasar yang bisa dipertanggungjawabkan.
Sebelumnya, Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra mengaku dipanggil pihak kampus terkait poster yang diunggah pihaknya pada Minggu (27/6). Leon mengatakan beberapa pengurus BEM UI juga menerima dugaan peretasan pasca kritik tersebut viral.
Langkah UI memanggil mahasiswanya berujung kritik dan kecaman dari banyak pihak. Berbagai pihak, mulai dari organisasi masyarakat sipil sampai politisi menilai tindakan rektorat menekan kebebasan berpendapat mahasiswa. (*)
Kritik tersebut diunggah BEM UGM sebelum unggahan BEM Universitas Indonesia (UI) yang menjuluki Jokowi dengan sebutan The King of Lip Service atau Raja Pembual.
"Sugeng Ambal Warsa (selamat ulang tahun) Bapak Presiden Orde (Paling) Baru," tulis poster yang diunggah akun Instagram @bemkm_ugm, dikutip pada Senin (28/6).
Dalam poster tersebut BEM UGM menyampaikan sejumlah doa yang merupakan sindiran terhadap sejumlah isu dan polemik selama kepemimpinan Jokowi.
"Semoga panjang periodenya dan sehat selalu (anak dan mantunya)," tulis BEM UGM.
BEM UGM mendoakan pada usianya yang menginjak 60 tahun ini, Jokowi masih ingat dengan janji kampanye 2019 lalu terkait penyelesaian kasus HAM berat masa lalu.
Kemudian BEM UGM berharap Jokowi semakin dewasa dalam menanggapi kritik dan masukan dari rakyat, yang merupakan sindiran atas isu revisi UU ITE dan RKUHP.
Jokowi juga diminta menghasilkan produk hukum yang berpihak kembali kepada rakyat dan memohon peraturan seperti UU Cipta Kerja dicabut.
BEM UGM kemudian mendoakan ekonomi Indonesia segera pulih dan meminta Jokowi tidak memajaki bantuan sosial, wacana yang tertuang dalam Revisi UU Ketentuam Umum dan Tata Cara Perpanjakan (KUP).
Terakhir, BEM UGM berharap Indonesia semakin berjaya alih-alih membiarkan kroni-kroni yang berjaya.
Presiden BEM UGM Muhammad Farhan mengkonfirmasi bahwa unggahan tersebut resmi dikeluarkan oleh organisasinya. Ia mengaku terinspirasi dari ucapan-ucapan ulang tahun yang disampaikan para pejabat kepada Jokowi.
"Kan banyak pejabat yang melakukan itu (ucapan ulang tahun) pada presiden, sehingga kita ingin meng-counter-nya di hari yang sama," kata Farhan ketika dihubungi CNNIndonesia.com.
Farhan mengatakan pihaknya tidak menerima intervensi ataupun tanggapan dari kampus mengenai unggahan tersebut. Menurutnya, kebebasan berpendapat di kampus masih terjamin sejak ia memimpin BEM hingga detik ini.
Karena itu, Farhan mengecam tindakan Rektorat UI memanggil perwakilan BEM UI atas kritik yang disampaikan terhadap Jokowi. Ia mengatakan kampus seharusnya menjadi tempat yang aman bagi mahasiswa.
"Ada kesan seolah ada represivitas dari kampus yang seharusnya jadi tempat kita bebas mengkritik pemerintah," katanya.
Farhan pun menyatakan sikap solidaritas dari BEM UGM kepada BEM UI atas kasus ini. Ia menilai kritik yang disampaikan BEM UI memiliki dasar yang bisa dipertanggungjawabkan.
Sebelumnya, Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra mengaku dipanggil pihak kampus terkait poster yang diunggah pihaknya pada Minggu (27/6). Leon mengatakan beberapa pengurus BEM UI juga menerima dugaan peretasan pasca kritik tersebut viral.
Langkah UI memanggil mahasiswanya berujung kritik dan kecaman dari banyak pihak. Berbagai pihak, mulai dari organisasi masyarakat sipil sampai politisi menilai tindakan rektorat menekan kebebasan berpendapat mahasiswa. (*)