Al Putri terlahir kembar siam, bercita-cita ingin menjadi hafidz quran
Assalaamualaikum warahmatullaah wabarakaatuh
Saya Iwan, ayah dari dua orang puteri kembar, Al Putri Dewi Ningsih dan Al Putri Anugrah. Puteri kembar cantik ini lahir di Bintan pada 29 Oktober 2013 silam.
Al Putri Dewi Ningsih & Al Putri Anugrah anak perempuan saya terlahir kembar siam. Badannya menempel satu sama lain.
Sebagai orang tua, ingin sekali saya bisa membiayai semua kebutuhan kedua anak saya meski dalam kondisi khusus ini." ujar Pak Iwan.
Kini mereka tinggal bersama saya dan kedua kakek neneknya. Karena sang ibu telah meninggal 2 bulan yang lalu. Saya dulu bekerja sebagai pengirim barang di Riau, namun sekarang sudah tidak bekerja karena terdampak pandemi.
Mereka sudah sekolah, kelas 1 SD. Selama pandemi, guru mereka datang ke rumah untuk belajar bersama. Selain sekolah, puteri kembar saya juga rajin mengaji ke masjid. Setiap hendak ke sekolah maupun belajar mengaji, selalu diantar oleh saya pakai kursi roda.
Di balik kekurangan fisiknya, puteri kembar saya adalah anak yang ceria. Mereka cepat mempelajari hal baru, bahkan hafal beberapa surat-pendek pendek Juz ‘Amma.
Ingin rasanya saya memberikan banyak kebahagiaan pada kedua puteri saya. Sayangnya semua itu terhalang karena saya harus mengutamakan kebutuhan hidup sehari-hari mereka dan keluarga.
Saya Iwan, ayah dari dua orang puteri kembar, Al Putri Dewi Ningsih dan Al Putri Anugrah. Puteri kembar cantik ini lahir di Bintan pada 29 Oktober 2013 silam.
Al Putri Dewi Ningsih & Al Putri Anugrah anak perempuan saya terlahir kembar siam. Badannya menempel satu sama lain.
Sebagai orang tua, ingin sekali saya bisa membiayai semua kebutuhan kedua anak saya meski dalam kondisi khusus ini." ujar Pak Iwan.
Kini mereka tinggal bersama saya dan kedua kakek neneknya. Karena sang ibu telah meninggal 2 bulan yang lalu. Saya dulu bekerja sebagai pengirim barang di Riau, namun sekarang sudah tidak bekerja karena terdampak pandemi.
Mereka sudah sekolah, kelas 1 SD. Selama pandemi, guru mereka datang ke rumah untuk belajar bersama. Selain sekolah, puteri kembar saya juga rajin mengaji ke masjid. Setiap hendak ke sekolah maupun belajar mengaji, selalu diantar oleh saya pakai kursi roda.
Di balik kekurangan fisiknya, puteri kembar saya adalah anak yang ceria. Mereka cepat mempelajari hal baru, bahkan hafal beberapa surat-pendek pendek Juz ‘Amma.
Ingin rasanya saya memberikan banyak kebahagiaan pada kedua puteri saya. Sayangnya semua itu terhalang karena saya harus mengutamakan kebutuhan hidup sehari-hari mereka dan keluarga.