Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Innalillahi, detik-detik meninggalnya Syaikh Said Ramadhan Al Buthi akibat ser4ngan Bom saat ceramah


BACANEWS.ID - Dunia Islam lagi-lagi kehilangan seorang sosok pemikir Islam moderat, al-syaikh al-alim al-allamah Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi. Beliau wafat Kamis malam (21/3) akibat serangan bom bunuh diri yang dilakukan oleh teroris-ekstrem ketika sedang memberikan pengajian mingguan di Masjid Jami' Al-Iman, Mazraa, Damaskus.


Dalam kejadian yang menelan banyak korban itu, cucu Dr. Buthi—demikian beliau akrab disapa—yang bernama Ahmad juga ikut menjadi korban pengeboman. Perihal kepergian Dr. Buthi ini, kurang lebih sekitar dua minggu sebelum kejadian tersebut, Habib Ali Al-Jufri ketika menelpon Dr. Buthi seakan sudah mendapat isyarat akan kwafatannya. Di akhir pembicaraan itu, Dr. Buthi berkata kepada Habib Ali: "Tidak akan tersisa umurku kecuali hanya beberapa hari lagi. Sungguh aku telah mencium bau surga di belakangnya. Maka jangan lupa untuk mendoakanku". Dr. Al-Buthi adalah figur ulama yang mengabdikan hidupnya sebagai seorang pembimbing dan dai sembari terus menampilkan sikap zuhud di dunia yang fana.

Orang yang berprinsip tegas jika memang benar itu adalah benar, tanpa peduli tindakannya nanti akan dicerca orang ataupun sebaliknya. Beliau juga merupakan seorang pemikir Islam moderat sekaligus penulis yang sangat produktif. Karyanya mencapai bilangan tujuh puluh lima buku.

Karya-karyanya juga banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Misalnya, al-Hub fil Qur'an (Al-Qur'an Kitab Cinta), La ya'thil Bathil (Takkan Datang Kebathilan terhadap Al-Qur'an), Fiqh al-Sirah al-Nabawiyah (Sirah Nabawiyah: Analisis Ilmiah Manhajiah Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasul Saw) dan masih banyak yang lainnya. Dalam konteks kepesantrenan, terutama pesantren salaf, bukunya yang berjudul Dhowabitul Maslahah merupakan referensi primer dalam kajian Bahtsul Masail (BM). Tokoh yang paling berpengaruh di Timur Tengah ini juga termasuk barisan ulama yang getol membendung radikalisme Islam.

Paham radikal adalah suatu paham yang anti dengan tradisi bermazhab, menyerukan pentingnya ijtihad, intoleran, cenderung eksklusif dan menganggap kebenaran hanya ada pada kelompok mereka. Kegigihannya dalam membendung paham radikal ini terekam dalam bukunya yang berjudul As-Salafiyyah; Marhalah Zamaniyyah Mubarokah la Mazhab Islamiyun dan al-La Mazhabiyyah: Akhtoru Bid'atin Tuhaddidus Syariah Islamiyyah. Selain hal itu, beliau juga salah satu ulama yang menjadi rujukan kalangan Ahlussunnah Waljamaah dalam bidang akidah. Bahkan ada menyebut beliau sebagai ghazaliyu-l-ashr atau Imam Ghozali masa kini. Sebutan ini sebetulnya tidaklah berlebihan. Toh nyatanya beliau dapat membuktikan dengan menulis buku yang berjudul Kubra al-Yaqiniyyat al-Kauniyyah.

Sesuatu yang sama sekali baru dalam buku itu adalah, bahwa kerangka aqoid diletakkan sebagai basis penangkal aliran pemikiran yang sedang meruyak di era modern ini, seperti teori evolusi Darwin, filsafat dialektika, dan lain sebagainya. Jadi ketika membaca buku ini, pembaca akan disuguhkan banyak pencerahan yang baru. Tak heran, jika salah seorang muridnya yang juga dai beken di kawasan Eropa, Habib Ali Al-Jufri pernah berujar: "Saya belum pernah menjumpai pembaharuan dasar-dasar agama (ushuluddin) yang benar-benar komprehensif di era sekarang ini kecuali dalam buku Kubra al-Yaqiniyyah karangan Dr. Buthi.



Dalam bidang tasawuf pun, juga tidak bisa diragukan lagi kemampuan intelektual-spiritual Dr. Buthi ini. Syarah kitab Al-Hikam karangan Ibnu 'Athoillah al-Iskandary yang terdiri dari lima jilid dengan ketebalan rata-rata 400-an halaman menjadi saksi bisu akal hal itu. Alkisah, ketika Dr. Buthi mempunyai keinginan untuk mensyarahi kitab tersebut, beliau tidak bisa memulai menulis sebelum berziarah ke makam Imam Ibnu 'Athoillah dan memohon kepada Allah Swt. supaya diberi jalan mudah dalam mensyarai kitab itu.