Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pandangan UAS dan Ustadz Adi Hidayat soal Muslim ke Gereja seperti Gus Miftah

 
BACANEWS.ID - Pro kontra muncul ketika Gus Miftah menghadiri dan memberikan sambutan berisi pesan nasihat persatuan dalam peresmian Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung di Penjaringan, Jakarta Utara. Tidak hanya Gus Miftah, acara tersebut juga dihadiri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Gus Miftah dituding kafir karena datang dan memberikan sambutan di Gereja. Ustaz Abdul Somad dan Ustaz Adi Hidayat pernah membicarakan soal hukum masuk tempat ibadah agama lain, seperti gereja untuk seorang muslim.

Ustaz Abdul Somad pernah membahasnya ketika memberikan tanggapan tentang film The Santri. Salah satu yang paling diperhatikan Ustaz Abdul Somad ketika ada adegan masuk ke dalam rumah ibadah agama lain, salah satunya adegan santri yang masuk membawa tumpeng ke gereja.

“Haram hukumnya masuk ke rumah ibadah orang lain. Haram! Karena Nabi tak mau masuk ke dalam tempat kalau di dalam (tempat) itu ada berhala. Maka dalam Islam, mazhab Syafi’i mengharamkan masuk ke dalam rumah ibadah di dalamnya ada berhala,” kata ustaz Abdul Somad dilansir dari channel YouTube pribadinya.

UAS juga menambahkan umat Islam sudah lama bertetangga dengan non muslim. Akan tetapi, dalam urusan ibadah tidak bisa disamakan. 


“Tapi kalau sudah dalam urusan ibadah, ritual, tak ada tawar menawar. Sekarang banyak yang tak bisa membedakan, kebablasan mana toleransi mana telur asin. Itu harus bisa dibedakan. Jangan karena toleransi mengorbankan keyakinan dan akidah,” tegas Ustaz Abdul Somad.”Islam tak perlu diajari bagaimana berinteraksi sosial dengan saudara kita non muslim karena kita sudah lama bertetangga. Kita semua bisa menerima berkawan besar,” tuturnya.

Ustaz Adi Hidayat juga pernah menyampaikan soal hukum masuk gereja. Dalam penjelasannya, Adi Hidayat mengutip halaman 14 dari kitab Risalah Ahlissunnah wal Jamaah karya pendiri Nahdatul Ulama KH Muhammad Hasyim Asy’ari.

“Yang menarik di halaman 14 kata beliau bahkan nanti akan ditemukan orang maaf-maaf (ikut) ke gereja. Jadi tahun 1330 itu sudah ada yang ikut-ikutan. Kan Portugis yang pertama kali membawa agama kristen katolik ke kita ke Nusantara lewat Selat Malaka. Dia masuk ke wilayah timur membawa tiga misi Gold, Glory, and Gospel,” ucap ustaz Adi Hidayat dalam video di channel Love Islam.

Gold dimaksudkan mencari rempah-rempah yang disebut emas hijau. Glory mencari ekspansi atau penjajahan, dan Gospel adalah membawa kepercayaannya untuk disebarkan.

“Apa yang pertama dia lakukan itu dia membangun tempat ibadah, gereja. Bagaimana cara ibadahnya itu, pertama mereka datang dua hari setelah orang Islam ibadah. Orang Islam umumnya datang ke masjid pada hari Jumat, dua hari setelah itu mereka berangkat ke gereja,” ucapnya.

“Di masa tahun 1330 Hijriah berkembang itu, KH Hasyim Asy’ari memberikan fatwa tidak boleh ikut-ikutan masuk ke gereja. Bahkan beliau menghukumi, maaf, menghukumi siapa yang ikut ke sana (gereja) atau bahkan mengenakan simbol-simbol, pakai topi, dan sebagainya maka ikut kekafiran mereka. Itu keluar fatwa,” jelas ustaz Adi Hidayat.

Semakin ke sini, Ustaz Adi Hidayat semakin banyak melihat hal-hal yang tidak bisa dipahaminya. Dia pun memberikan beberapa contoh yang pernah terjadi.

“Jadi persoalan sekarang kok bisa semakin berkembang? Saya nggak bisa memahami sampai hari ini. Kok bisa azan berkumandang di tempat ibadah orang lain, buka puasa di tempat ibadah orang lain, ngapain? Salawatan di tempat ibadah orang lain, kan kacau situasi seperti itu. Itu nggak tepat,” tegasnya.

Selanjutnya, klarifikasi Gus Miftah dituding kafir karena hadiri peresmian GBI Amanat Agung



Gus Miftah tahu dirinya mendapat banyak tudingan negatif karena memberikan sambutan berisi nasihat soal persatuan di atas mimbar GBI Amanat Agung. Gus Miftah pun memberikan klarifikasi soal kehadirannya saat itu.

“Terima kasih yang menghujat saya, yang mengatakan saya kafir, sesat, bangsat, dan lain lain……kalian luar biasa. Bisa jadi anda benar saya salah, atau sebaliknya.

Berikut saya sampaikan dasar hukumnya, mohon disimak dan dijadikan bahan diskusi, saya siap di nasehati oleh siapapun dan belajar kepada siapapun…..bahkan pisuhi atau dimaki oleh siapapun.

Orang yang kafir 70 tahun membaca tahlil dan syahadat sekali saja terbakar kekafirannya…. dan Alhamdulillah saya masih tahlilan kok setiap hari

Orang yang niat belajar dimanapun bisa dapat pelajaran, tapi orang yang tidak niat belajar sedang belajar pun tidak akan mendapatkan pelajaran,” tulisnya.

Gus Miftah juga menyebut konteks kehadirannya bukan dalam rangka ceramah, melainkan peresmian gereja. Menurutnya itu adalah hal yang wajar.

“Dicatat, dalam rangka peresmian, bukan dalam rangka peribadatan,” kata Gus Miftah.

Dia pun memberikan tanggapan saat dituduh menjadi kafir karena hadir dan masuk ke gereja.

“Orang seperti saya yang kebetulan dikasih Allah, jadi orang yang membimbing ratusan orang jadi mualaf. Hanya karena video dituduh kafir,” tuturnya.